Pages

Jumat, 28 Juni 2013

Indonesia, Singapura dan Kebakaran Hutan

Siapa sih yang senang bila harus menghirup asap yang berbau apalagi buruk untuk kesehatan, jadi wajar bagi saya bila Singapura mengambil langkah kuratif bagi kebakaran hutan yang terjadi di provinsi Riau. Reaksi yang ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia yang berwenang bahkan cukup mengagetkan bagi saya sebagai seorang warganya. Itupun dalam kenyataan Singapura mengambil tindakan dan berbicara pada Indonesia terlebih dahulu sebelum Malaysia yang memang juga kebagian asap dari Indonesia. Bayangkan bila Malaysia (yang dari dahulu dikenal "musuh" dan "saudara" sejati bangsa Indonesia), mungkin yang riuh bukan hanya pemerintah, tapi juga warga Indonesia yang notabene mengaku nasionalis sebagai pembenaran.

Kerugian yang ditanggung oleh negara-negara tersebut memang cukup perlu mendapat sorotan. Bayangkan betapa kecewanya masyarakat pecinta bola Indonesia ketika Manchester United yang disponsori operator telekomunikasi Hutchison-3 batal datang ke Indonesia setelah terjadi bom yang menyerang hotel ternama di Indonesia. Setelah kondisi darurat diberlakukan di dua wilayah Malaysia selatan, sebuah klub Inggris berbasis di Wales bernama Cardiff Citty batal mengunjung Kuala Lumpur, Malaysia untuk melakukan coaching clinic. Rencana kunjungan Malky Mackay, David Kerslake, Mark, Craig Bellamy, dan anggota tim lainnya terpaksa yang semula direncanakan selama enam hari ditunda sebagaimana diungkapkan Sri Vincent Tan, pemilik club. Malaysia baru saja kehilangan satu rencananya untuk mendorong jumlah investor dan pariwisata di Malaysia. Bahkan 200 sekolah di Malaysia ditutup sementara.

Singapura yang memiliki image baik sebagai negara yang sangat peduli kebersihan dan kesehatan juga terpaksa untuk sementara tak dapat berbangga dengan hal itu karena banyak dampak dari asap Indonesia bagi negara kecil, maju dan bertempo hidup cepat itu. Tingkat polusi udara di Singapura mencapai rekor tertinggi dalam sejarah di negara itu dan dapat mengancam keselamatan jiwa. Pemerintah Singapura mengeluarkan peringatan kesehatan setelah indeks standar polusi (PSI) mencapai 155 dan menjadi tingkat tertinggi sejak 1997.

Asap diklaim berbahaya dan mengganggu aktivitas bisnis di Singapura. Sejumlah pekerjaan konstruksi di Singapura terhambat, agensi iklan dan pemasaran meliburkan karyawannya yang kemudian disusul oleh Badan Pariwisata Singapura, Mindshare Social, Singapore Korean International School, Discovery Networks Asia-Pacific, Thomson Reuters, dan Lenovo Singapore. Layanan restoran cepat saji seperti McDonald, Popeye, Pizza Hut, KFC dan Pasta Mania ikut tutup bahkan militer menangguhkan latihan di luar ruangan. Singapura memperingatkan warganya untuk menghadiri aktivitas fisik di luar ruangan, terutama orang lanjut usia 65 tahun ke atas, perempuan hamil, pengidap penyakit kronis seperti berpenyakit jantung dan paru-paru sebagai warga yang rentan diminta tetap di dalam ruangan, bahkan anak-anak dihimbau untuk tidak bermain ke luar rumah. Badan Lingkungan Hidup atau National Environment Agency (NEA) menyatakan bahwa masker N95 yang biasa diperjualbelikan dan kini dipakai untuk mencegah asap terhirup ternyata tidak cocok untuk anak-anak. Masker biasa atau surgical mask tidak akan banyak membantu.

Bila kita berpikiran logis, maka wajar saja masalah yang mengakibatkan rakyatnya tidak dapat beraktifitas maksimal ingin segera ditanggulangi yang bila diungkapkan secara aktif menjadi "mendesak otoritas Indonesia untuk melakukan langkah segera untuk mengurangi kabut yang melintas batas." Bila kita bersikap lebih kritis, kita dapat menelaah lebih jauh beberapa faktor.

Pernyataan "Tidak ada negara atau korporasi memiliki hak untuk mencemari udara dengan mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan Singapur" yang diungkapkan Menteri lingkungan hidup Singapura Dr Vibian Balakrishnan, perlu disetujui namun bagaimana pernyataan bahwa untuk waktu yang lama, kepentingan komersial Indonesia telah mengesampingkan masalah lingkungan hidup? Sementara pemerintah Indonesia berpendapat bahwa investor asal Singapura dan Malaysia juga ikut bertanggungjawab dalam kebakaran hutan ini, di mana teknik pembalakan dan pembakaran digunakan di lahan yang murah sebagai metode pembersihan bukan hanya oleh petani lokal, tapi juga karyawan perusahaan minyak sawit termasuk yang dimiliki pengusaha Singapura dan Malaysia, seperti diungkapkan Hadi Daryanto, seorang pejabat Kementerian Kehutanan Indonesia.

Masalah asap ini bahkan diibaratkan sebagai persoalan dalam keluarga oleh Menteri ESDM Indonesia, Jero Wacik. Ia meminta Singapura memahami filsafat hidup masyarakat Indonesia dan sebagai negara bertetangga, masalah ini diselesaikan dengan baik dan tidak "ribut pada dunia" demi mengingat bahwa selama ini Indonesia banyak menyumbang kebutuhan gas ke Singapura dan pendapatan yang terdongkrak signifikan oleh belanja dari turis asal Indonesia. Apakah hal ini bijak dilakukan di era komunikasi yang tak terbatas sekarang ini? Berita tak lagi lokal untuk segala lapisan masyarakat, hanya menunggu waktu yang tak lama sehingga Indonesia hanya salah satu "kampung" di global village bernama dunia. Sepertinya cara lobi per individu (negara) seperti ini tak lagi akan banyak berdampak, coba sekarang dibayangkan bila Malaysia telah terkena, atau akan adakah cara penanganan lain lagi bila negara lain di kawasan ASEAN terkena.

Selayaknya usaha preventif terhadap pembakaran hutan dilakukan oleh semua pihak mencakup pemerintah dan perusahaan yang memiliki koneksi terhadap penggunaan lahan. Seperti semua perubahan penting di dunia, perlu dimulai dengan kesadaran dan berlanjut dengan komitmen untuk mengadopsi serta menjalankan kebijakan layak sehingga masalah tidak hanya menjadi beban satu pihak saja. Perlu bukti nyata bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tak dapat hidup tanpa orang lain dan perlu memikirkan keberadaan orang lain, bukankah sesederhana itu landasan bagi pemerintah, perusahaan dan semua lembaga terkait karena pada dasarnya semua individu adalah manusia?

Sebagai informasi, kabut asap terburuk pernah dialami kawasan Asia Tenggara pada tahun 1997 dan 1998 yang meliputi wilayah Malaysia, Singapura, Brunei dan selatan Filipina yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian mencapai sekitar US$9,3 miliar. Jumlah wisatawan menurun tajam dan asap menyebabkan 20 juta orang sakit. Kabut asap juga menyebabkan sejumlah kecelakaan transportasi sebagai dampak rendahnya jarak pandang.

Berdasarkan data BPBP Riau, hampir seluruh provinsi Riau telah tercemar kabut asap dengan tingkat ketebalan bervariasi dan kondisi terburuk terjadi di kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir dan Kabupaten Rokan Hulu. Perubahan arah angin justru mengakibatkan daerah Sumbar terkena asapnya dan mulai membaik karena hujan turun. Bukan berarti Indonesia diam berpangku tangan menghadapi kenyataan itu, bahkan sebelum terjadi hujan alamipun, Indonesia telah mengusahakan hujan buatan. Hujan buatan adalah satu dari tiga strategi dalam penanganan asap yang terdiri dari: pemadaman di udara dengan water bombing dengan helikopter, hujan menggunakan pesawat terbang serta sosialisasi dan penegakan hukum. Di samping itu, Indonesia memang perlu mewaspadai titik api yang tersebar di seluruh wilayah, karena beberapa area memang memiliki potensi kebakaran bahkan tanpa pembakaran hutan yang disengaja. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, daerah dengan titik api terbanyak ialah provinsi Riau, dengan 703 titik. Sedangkan di Kalimantan Barat, ada 50 titik api.

Reference
http://bola.viva.co.id/news/read/424008-gara-gara-kabut-asap--klub-premier-league-batal-ke-malaysia
http://bola.viva.co.id/news/read/423981-kabut-asap-mulai-serang-sumatera-barat
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=292428:asap-indonesia-selimuti-singapura
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=292619:singapura-protes-asap-sumatera
http://m.news.viva.co.id/news/read/423097-kabut-asap--singapura-larang-anak-anak-keluar-rumah
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/06/130621_singapura_haze.shtml
http://forum.kompas.com/internasional/277967-kabut-asap-selimuti-singapura.html
http://www.tribunnews.com/2013/06/20/diselimuti-asap-singapura-minta-indonesia-segera-bertindak
http://international.okezone.com/read/2013/06/24/411/826956/soal-asap-singapura-ini-kata-wacik
http://www.lensaindonesia.com/2013/06/21/diselimuti-asap-perkantoran-singapura-libur.html
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/06/130621_update_haze_bnpb.shtml

0 komentar:

Posting Komentar