Pages

Rabu, 16 Februari 2011

Minta Tolong!


Minta Tolong adalah sebuah reality show yang ditayangkan oleh stasiun televisi nasional Indonesia, RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Dalam reality show ini, selalu ada sebuah konsep yang perlu dimainkan oleh sebuah peran layaknya dalam drama. Konsep-konsep tersebut beralaskan pada realita masyarakat kelas bawah di Indonesia. Mereka yang seakan ingin berteriak "MINTA TOLONG". Beberapa kamera tersembunyi akan terus menyorot si peran hingga memperoleh bantuan dan tak jarang butuh waktu yang sangat lama hingga mereka ditolong, membuktikan minimnya jumlah hati yang punya keinginan untuk menolong. Mereka yang ditawari kesempatan untuk menolong adalah mereka yag dinilai juga membutuhkan bantuan seperti misalnya penjaja rokok, tukang bakso dan lain sebagainya. Orang-orang yang cukup berbesar hati untuk menolong sesama meski seringkali tak masuk akal akan diberi imbalan yang pastinya akan terasa sangat berarti karena jumlahnya cukup besar.

Konsep yang dijadikan latar belakang tergolong sangat mengenaskan seperti misalnya adegan yang saya lihat sepintas hari ini. Seorang anak perempuan yang berjualan kue untuk membantu orang tuanya. Mungkin terdengar biasa, namun yang menjadi tantangan adalah kue-kue tersebut telah kotor adanya. Jika dipikir, "Apakah ada yang mau membeli kue kotor padahal harganyapun sama dengan harga kue bersih?" (karena anak tersebut harus mendapatkan modal dan keuntungan untuk hari itu jika tak ingin dimarahi orang tuanya).

Beberapa tetes air mata saya mengalir ketika saya menyaksikan orang yang bersedia menolong anak tersebut ternyata hanya seorang penjual koran yang timpang dan menggunakan tongkat untuk berjalan. Seorang penjual koran yang sudah berkeluarga dan mempunyai dua orang anak bersedia untuk menolong anak tersebut dan masih mau peduli untuk bertanya apakah "Rp 10.000,- (jumlah yang diminta sang anak.red) sudah cukup?" Ia masih peduli pada anak itu untuk bertanya apakah nanti akan dimarahi orang tuanya atau bagaimana anak itu akan pulang. Saat ditanya, penjual koran hanya menjawab ia menolong karena saat ia kesulitan, iapun pernah ditolong. Ketika ditanya mengenai apakah pernah menolong orang lain lagi, ia menjawab meski menolong orang lain tak pantas untuk diceritakan, namun ya! Ia pernah menolong sesamanya, karena ia hidup di jalan, ia banyak bertemu kesempatan menolong orang seperti seseorang yang kecopetan, butuh uang hingga menjual baju dll.

Hari itu, ia mengaku koran yang laku hanya beberapa saja namun yang membuat saya percaya bahwa masih ada harapan dalam dunia adalah, ia menjadi bukti bahwa kekurangan bukanlah alasan untuk tidak menolong orang lain. Mungkin ia hidup di bawah standar, namun betapa kaya hatinya untuk mau ambil bagian dalam hidup sesamanya. Seringkali mereka yang dikatakan miskin justru lebih kaya dari mereka yang dikatakan kaya. Karena kaya dan miskin bukanlah hanya tentang harta semata. Menolong dan ditolong adalah hal yang tadinya begitu lumrah, namun mulai luntur ditelan jaman. Marilah kita saling menolong dan membantu karena semakin banyak kita membagi, semakin banyak kita menerima, itulah cinta :)