Hi readers,
Kali ini dalam bahasa Indonesia, gw pengen
ngebahas tentang sosialita dan dunia mereka. Berhubungan sama proyek baru
kantor untuk klien, salah satu merek handuk terlaris Indonesia yang punya
koleksi baru, bahkan limited dengan swarovski-nya, gw ngelakuin sedikit
desk-research untuk topik ini. Bahkan sebelum gw cari tahu lebih dalam, gw udah
punya impian kalo nanti gw akan punya hari-hari produktif sebagai seorang dermawan
yang kerjanya ngga didikte sama siapapun kecuali Tuhan, diri gw sendiri dan
kewajiban sosial, nah pekerjaan permanen itu sepertinya tepat banget dengan
istilah sosialita ini. Berikut hasil pengumpulan informasi terkait
sosialita dan dunia mereka disertai bumbu-bumbu pemikiran gw (yang boleh secara
bebas diterima dan ditelaah serta dipikirkan kebenarannya).
Menurut Wiki, socialite is a term for a
member of a social elite, or someone aspiring to be a member. Definisi sosialita bisa bersumber pada mereka yang memang kaya
sejak lahir atau keturunan atau berkat usaha sendiri, baik disertai darah biru
atau bukan, yang benar-benar cukup bahkan berlebihan dan katanya ngga punya
utang (untuk kebutuhan pokok), mereka yang dapat mempertahankan keeksisan
mereka di acara sosial secara konsisten, atau mereka yang menggunakan
kekayaannya untuk kegiatan yang bersifat sosial yang sesuai dengan kelas
mereka. Macamnya bisa penggalangan dana dengan konser musik, peragaan busana,
pesta kebun dan lain sebagainya di hotel berbintang dan/tanpa mengundang media.
Acara peresmian restoran, produk gaya hidup, fesyen, otomotif hingga lukisan.
Sosialita
mengalami pergeseran makna dari kaum elite yang dermawan atau membawa pengaruh signifikan jadi orang-orang yang “aktif secara
sosial” mengadakan kegiatan sosial yang dibalut pesta dan mengundang media, ada
yang menyebut mereka ‘fashionista’. Disokong oleh posisi, kekayaan, citra kuat
dan positif mereka memiliki kemampuan untuk menggerakkan atau mempengaruhi
orang lain untuk melakukan suatu hal. Acara jadi dipandang atau diperhatikan. Banyak
juga kaum sosialita yang tidak langsung terlahir kaya, namun self-made dengan
berada di public relation, designer yang hidupnya dalam industri fesyen,
pemilik butik dan sebagainya. Ilusi kemewahan dan eksklusifitas membuat
komunitas semacam ini seakan sulit dimasuki, di saat yang sama juga membuat
orang merasa mereka sangat keren atau chic.
Kaum sosialita peduli kecantikan, kebersihan
diri dan lingkungan mereka. Mereka memiliki gaya hidup yang peduli kesehatan,
misalnya fitness, sebagian memilih makan makanan organik, menimati cita rasa
yang spesial seperti anggur, cuisine negara lain seperti Prancis. Kalau
jalan-jalan ke luar negri. Pendidikanpun mayoritas lulusan luar negri ataupun
jurusan fashion. Salah satu hobi utama mereka adalah belanja aka shopping.
Mereka biasanya tidak terburu-buru dalam melakukan sesuatu karna sudah ada yang
melakukan hal-hal untuk mereka. Ke mana-mana dengan supir dan mobil pribadi,
anak sudah diurus nanny, hingga mereka bisa lebih santai baik ketika
sendiri maupun untuk berkumpul dengan teman-temannya.
Bacaannya majalah seperti Indonesia Tatler,
HighEnd Magazine, Bazaar. Merek yang dipakai dan dipuja seperti Herve
Leger, LV, Hermes, Guess, Mercy, Prada, Zara, Mango, Gucci, Chanel. Christian
Louboutin, Rolex, Bulgari. Contoh sosialita Indonesia Mesty Ariotedjo,
Adinda Bakrie, Nia Ramadhani, Dian Sastrowardoyo, Susan Bachtiar, Sella
Hardianto, Tantri Ramly, Sarah Arifin, Francesca Tanmizi, Kristy Syarfuan
Ismoyo, Junisa Hardianto, Dennisa Audrey, Casey Tjahaja, Cristy Kusuma, Gendis
Siti Hatmanti Wicaksono dan Zefanya Putri. Socialite yang sering masuk
majalah di Indonesia antara lain keluarga konglomerat, seperti keluarga Bakrie,
keluarga Moran (Inditex), keluarga Salim, keluarga Liem, keluarga Ong, keluarga
Risjad, keluarga Cendana, dan masih banyak lagi.
Sosialita juga mempunyai komunitas yaitu
Haute Lister Lifestyle Management, lembaga resmi seperti manajemen artis,
kini memiliki 45 anggota. Didirikan oleh Yulie Setyohadi, Veruscha Nadja dan Teddy Hamzah. Terbagi dari tiga batch. Setiap batch
berisikan mulai istri duta besar, istri mantan pejabat, fashionista,
aktris, selebriti, hingga pengusaha. Sebagian di antaranya adalah istri Duta
Besar Austria, Diane Woelfer; istri mantan menteri, Poppy Puspitasari Hayono
Isman; aktris Diah Permatasari; model Marissa Nasution; pengusaha Monica
Hendrayanta; Margaret Vivi Hosea (pemilik klinik kecantikan Jean Yip dari
waralaba Singapura); model muda Sheila Hardianto; pengusaha Wanda Ponika; model
Raline Shah; bekas model Aimee Juliette; serta pengusaha dan model Claudia
Hidayatova, Daniel Mananta, Hayono Isman. Item wajib mereka adalah tas Hermes
yang harganya bisa jutaan rupiah. Mereka sering diminta menjadi pembawa acara
dan mendapat undangan resmi.
Di lain post, akan ada how to be a
socialite dari WikiHow dan syarat masuk dalam komunitas eksklusif
Haute Lister. Tapi pada dasarnya, kita semua adalah sosialita (sebelum
mengalami pergeseran makna dan bukan karna begitu oeeee langsung pegang duit segepok, tapi karna) memiliki kemampuan dalam melakukan perubahan
pada hidup orang lain, kita semua makhluk sosial dan akan memiliki kegembiraan
tersendiri kalau melakukan kegiatan sosial. Jadi tanpa melupakan esensi seorang
sosialita yaitu jiwa sosial, once again I state 'I wanna be a SOCIALITE'.
One day, there will be a socialite named Irene Sanjaya, redefining socialite in Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar