Pages

Kamis, 11 April 2013

I wanna be a SOCIALITE


Hi readers,


Kali ini dalam bahasa Indonesia, gw pengen ngebahas tentang sosialita dan dunia mereka. Berhubungan sama proyek baru kantor untuk klien, salah satu merek handuk terlaris Indonesia yang punya koleksi baru, bahkan limited dengan swarovski-nya, gw ngelakuin sedikit desk-research untuk topik ini. Bahkan sebelum gw cari tahu lebih dalam, gw udah punya impian kalo nanti gw akan punya hari-hari produktif sebagai seorang dermawan yang kerjanya ngga didikte sama siapapun kecuali Tuhan, diri gw sendiri dan kewajiban sosial, nah pekerjaan permanen itu sepertinya tepat banget dengan istilah sosialita ini.  Berikut hasil pengumpulan informasi terkait sosialita dan dunia mereka disertai bumbu-bumbu pemikiran gw (yang boleh secara bebas diterima dan ditelaah serta dipikirkan kebenarannya).

Menurut Wiki, socialite is a term for a member of a social elite, or someone aspiring to be a member.   Definisi sosialita bisa bersumber pada mereka yang memang kaya sejak lahir atau keturunan atau berkat usaha sendiri, baik disertai darah biru atau bukan, yang benar-benar cukup bahkan berlebihan dan katanya ngga punya utang (untuk kebutuhan pokok), mereka yang dapat mempertahankan keeksisan mereka di acara sosial secara konsisten, atau mereka yang menggunakan kekayaannya untuk kegiatan yang bersifat sosial yang sesuai dengan kelas mereka. Macamnya bisa penggalangan dana dengan konser musik, peragaan busana, pesta kebun dan lain sebagainya di hotel berbintang dan/tanpa mengundang media. Acara peresmian restoran, produk gaya hidup, fesyen, otomotif hingga lukisan.



Sosialita mengalami pergeseran makna dari kaum elite yang dermawan atau membawa pengaruh signifikan jadi orang-orang yang “aktif secara sosial” mengadakan kegiatan sosial yang dibalut pesta dan mengundang media, ada yang menyebut mereka ‘fashionista’. Disokong oleh posisi, kekayaan, citra kuat dan positif mereka memiliki kemampuan untuk menggerakkan atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu hal. Acara jadi dipandang atau diperhatikan. Banyak juga kaum sosialita yang tidak langsung terlahir kaya, namun self-made dengan berada di public relation, designer yang hidupnya dalam industri fesyen, pemilik butik dan sebagainya. Ilusi kemewahan dan eksklusifitas membuat komunitas semacam ini seakan sulit dimasuki, di saat yang sama juga membuat orang merasa mereka sangat keren atau chic.


Kaum sosialita peduli kecantikan, kebersihan diri dan lingkungan mereka. Mereka memiliki gaya hidup yang peduli kesehatan, misalnya fitness, sebagian memilih makan makanan organik, menimati cita rasa yang spesial seperti anggur, cuisine negara lain seperti Prancis. Kalau jalan-jalan ke luar negri. Pendidikanpun mayoritas lulusan luar negri ataupun jurusan fashion. Salah satu hobi utama mereka adalah belanja aka shopping. Mereka biasanya tidak terburu-buru dalam melakukan sesuatu karna sudah ada yang melakukan hal-hal untuk mereka. Ke mana-mana dengan supir dan mobil pribadi, anak sudah diurus nanny, hingga mereka bisa lebih santai baik ketika sendiri maupun untuk berkumpul dengan teman-temannya.
Bacaannya majalah seperti Indonesia Tatler, HighEnd Magazine, Bazaar. Merek yang dipakai dan dipuja seperti Herve Leger, LV, Hermes, Guess, Mercy, Prada, Zara, Mango, Gucci, Chanel. Christian Louboutin, Rolex, Bulgari.  Contoh sosialita Indonesia Mesty Ariotedjo, Adinda Bakrie, Nia Ramadhani, Dian Sastrowardoyo, Susan Bachtiar, Sella Hardianto, Tantri Ramly, Sarah Arifin, Francesca Tanmizi, Kristy Syarfuan Ismoyo, Junisa Hardianto, Dennisa Audrey, Casey Tjahaja, Cristy Kusuma, Gendis Siti Hatmanti Wicaksono dan Zefanya Putri. Socialite yang sering masuk majalah di Indonesia antara lain keluarga konglomerat, seperti keluarga Bakrie, keluarga Moran (Inditex), keluarga Salim, keluarga Liem, keluarga Ong, keluarga Risjad, keluarga Cendana, dan masih banyak lagi.

Sosialita juga mempunyai komunitas yaitu Haute Lister Lifestyle Management, lembaga resmi seperti manajemen artis,  kini memiliki 45 anggota. Didirikan oleh Yulie Setyohadi, Veruscha Nadja dan Teddy Hamzah. Terbagi dari tiga batch. Setiap batch berisikan mulai istri duta besar, istri mantan pejabat, fashionista, aktris, selebriti, hingga pengusaha. Sebagian di antaranya adalah istri Duta Besar Austria, Diane Woelfer; istri mantan menteri, Poppy Puspitasari Hayono Isman; aktris Diah Permatasari; model Marissa Nasution; pengusaha Monica Hendrayanta; Margaret Vivi Hosea (pemilik klinik kecantikan Jean Yip dari waralaba Singapura); model muda Sheila Hardianto; pengusaha Wanda Ponika; model Raline Shah; bekas model Aimee Juliette; serta pengusaha dan model Claudia Hidayatova, Daniel Mananta, Hayono Isman. Item wajib mereka adalah tas Hermes yang harganya bisa jutaan rupiah. Mereka sering diminta menjadi pembawa acara dan mendapat undangan resmi. 
Di lain post, akan ada how to be a socialite dari WikiHow dan syarat masuk dalam komunitas eksklusif Haute Lister. Tapi pada dasarnya, kita semua adalah sosialita (sebelum mengalami pergeseran makna dan bukan karna begitu oeeee langsung pegang duit segepok, tapi karna) memiliki kemampuan dalam melakukan perubahan pada hidup orang lain, kita semua makhluk sosial dan akan memiliki kegembiraan tersendiri kalau melakukan kegiatan sosial. Jadi tanpa melupakan esensi seorang sosialita yaitu jiwa sosial, once again I state 'I wanna be a SOCIALITE'. One day, there will be a socialite named Irene Sanjaya, redefining socialite in Indonesia.
 
 

0 komentar:

Posting Komentar