Pages

Senin, 15 Juli 2013

Bayi dan Kemanusiaan di Negeri Bambu

Kata orang, bayi itu makhluk tak berdosa yang lahir tanpa cacat cela dan noda kesalahan, tapi sejujurnya kenyataan berikut mungkin hanya dialami oleh mereka yang pernah mengurus bayi secara intensif. Kenyataan bahwa bayi bisa jadi sangat menyebalkan, manusia kecil yang tidak dapat dimengerti keinginannya, namun justru menangis dan merengek ketika tidak mendapatkan keinginannya.

Penulis blog ini belum menjadi orang tua yang menimang bayinya sendiri, tapi pernah mengajar anak-anak termasuk kelas TK A dan B di sebuah tempat les Inggris di Jakarta Barat. Tak bisa dikatakan mengerti, tapi kurang lebih mengetahui dan berusaha memahami bagaimana anak-anak batita dan balita bisa sangat menyebalkan, bikin keki atau marah tapi juga bisa jadi sangat menggemaskan. Sumber keceriaan hidup dan penghiburan bahkan ketika mereka malaikat-malaikat ini belum memahaminya.

Seperti kisah berikut di mana seorang ibu melukai bayinya yang berusia 8 bulan dengan menusuknya di wajah hingga 90 kali. Pasti benak kita dipenuhi pertanyaan seperti perlukah usia ibu dipertanyakan untuk mengetahui kesiapan mental sang ibu? Atau di manakah peran sang ayah ketika hal ini terjadi? Mengapa seorang ibu tega melakukan hal tersebut pada anak yang lahir dari rahimnya? Menurut saya jawabannya sederhana, sang ibu belum memiliki kasih sayang seorang ibu sejati. Xiao Bao menggigit ketika disusui, itulah alasan kenapa sang ibu menusuknya lalu menaruhnya di depan rumah dengan bersimbah darah.

Meski tetangga sudah meminta pemerintah untuk mencabut hak asuh Xia Bao dari ibunya, tapi permintaan itu ditolak dengan alasan tak ada bukti bahwa ibu Xiao Bao mengalami kelainan jiwa yang bisa membahayakan nyawa anaknya. Mungkin hal ini benar seperti yang coba disampaikan Yahoo! melalui kutipan dari Telegraph tentang kenyataan ada 173 juta penduduk China yang mengalami gangguan mental tapi tak pernah mendapat penanganan secara profesional. Namun alasan tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa alasan ini hanya sebuah selubung kenyataan bahwa China sangat padat penduduk dan kehilangan beberapa jiwa bukanlah masalah besar.

Kembali pada poin sebelumnya, kasih ibu adalah prasayarat utama seorang bayi dapat bertahan hidup dan berkembang dengan baik. Kasih ibu tersebut tidaklah secara serta merta muncul ketika seseorang menjadi ibu. Masih ingat cerita tentang bayi Negeri Bambu lainnya yang sempat menggemparkan seluruh dunia? Bayi yang mungkin bahkan belum membuka mata tersebut lancar terpelosok dalam saluran toilet umum dan perlu dilakukan penyelamatan dramatis yang tersiar ke seluruh dunia.


Semoga peristiwa-peristiwa yang terekspos ini dapat menjadi cermin bagi setiap mereka yang punya nurani, terlebih lagi penduduk Negeri Bambu agar mereka memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi dan menjunjung hak hidup. Mata pengamat sosial memperhatikan negeri Panda dan perlakuan mereka terhadap sesama makhluk hidup ketika mereka melakukan perbaikan kepadatan penduduk.

Source (or to be read)
http://id.she.yahoo.com/seorang-bayi-ditusuk-90-kali-oleh-ibunya-111259556.html
http://id.berita.yahoo.com/bayi-cina-dibuang-diselamatkan-dari-pipa-toilet-090753726.html
http://video.sindonews.com/view/3223/drama-penyelamatan-bayi-cina-di-pipa-toilet
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/29/118484155/Polisi-Periksa-Ibu-Pembuang-Bayi-di-Pipa-Toilet




0 komentar:

Posting Komentar