Pages

Selasa, 11 Februari 2014

Popok Pintar, Popok yang Bekerja sama dengan Tekhnologi

Popok adalah benda yang sangat berguna dalam keseharian dan secara lumrah digunakan oleh bayi maupun orang tua yang mulai memiliki masalah tertentu. Namun ada kekurangan pada popok yang dirasakan terutama oleh orang tua sang bayi maupun perawat orang tua yaitu kesulitan mengindikasi kapan popok penuh dan perlu diganti. Tekhnologi telah membantu kehidupan manusia dalam banyak hal dan ternyata permasalahan popok ini juga menjadi salah satu penerapan tekhnologi yang berkembang, menjadikan popok menjadi "popok pintar". Berikut adalah popok-popok unik

1. Popok dengan sistem peringatan dini kesehatan, membuat orang tua mewaspadai adanya potensi infeksi sebelum berlanjut menjadi gangguan kesehatan yang parah. Infeksi saluran kemih dialami sekitar 8% bayi, terutama perempuan dan sulit dideteksi secara dini serta baru diketahui ketika muncul gejala lanjutan seperti demam.

 Popok ini menggunakan garis yang akan memunculkan perubahan warna pada bagian penyerapan, di sekitar pola yang merespon dengan cepat (QR). Bagian warna yang berbeda berinteraksi dengan komponen air seni yang mengandung air, protein dan bakteri. Pengumpulan data pemindaian popok pintar ini dapat dilakukan melalui aplikasi iOS atau Android yang juga dapat dibagi dengan ahli kesehatan professional untuk mendiagnosa adanya gangguan pada ginjal atau dehidrasi.

Terinspirasi oleh anak perempuan mereka yang berusia setahun, pasangan Jennie Rubinshteyn dan Yaroslav Faybishenko menyadari popok tidak hanya penuh dengan air seni tapi juga data. Untuk dapat memperbanyak produksi, pasangan ini membutuhkan dana sebesar S225.000 atau sekitar Rp 2.2 miliar dan persetujuan federal. Mereka mendirikan PixieScientific dan bekerja sama dengan tim dari University of California, San Fransisco untuk melakukan tes medis terhadap produk ini agar regulator menyetujui penemuan mereka. Pihak dari Pixie menyatakan bahwa produk tersebut sudah mendapat persetujuan dari US Food and Drug Administration.

Untuk menambah dana, mereka juga perlu meyakinkan investor potensial yang mereka lakukan melalui situs pendanaan IndieGogoto. Harga popok pintar ini akan lebih mahal tiga kali lipat dibanding popok biasa, sekitar US$90 dan akan dijual secara bebas pada Maret 2014.

2. TweetPee. Alat sensor yang dapat membuat popok menjadi “pintar” ini diluncurkan pada bulan Mei 2013 dan memulai debutnya pada bulan Juli 2013 di Brazil. TweetPee merupakan ide yang dibuat oleh Ogilvy Brazil untuk produsen popok besar Huggies, memnag dibuat untuk sarana promosional produk Huggies dan tidak diperjualbelikan.

TweetPee dapat mengukur tingkat kelembapan popok bayi dalam bentuk burung Twitter biru yang lucu. TweetPee cukup ditempelkan ke popok bayi dan jika bayi ngompol, informasi akan dikirim kea kun Twitter Anda atau mengirimkan SMS ke aplikasi khusus TweetPee pada perangkat iOS. Aplikasi ini juga dapat memberitahu stok popok yang dimiliki dan langsung terintegrasi dengan toko ritel online yang menjual popok Huggies untuk mempermudah para orang tua membeli secara online.

3. Popok pintar dengan sensor organik yang memungkinkan orangtua mengetahui jika popok bayi perlu diganti. Sensor organik yang sedang dikembangkan sebuah rim dari University of Tokyo ini dicetak dengan teknologi inkjet sehingga menghasilkan sebuah sirkuit terpadu yang fleksibel. Sensor organik ini mampu mengirimkan informasi dan menerima dara secara nirkabel. Hal yang menarik dari sensor tersebut adalah bahan yang tergolong murah dan dapat diterapkan di dunia medis seperti ditanam dalam kulit unruk memantau tekanan darah atau kadar oksigen dalam darah.








4. Popok dengan sensor lain untuk memonitor popok yang sudah basah dilaporkan dikembangkan Ritsumeikan University di Jepang. 
Sensor ini diselipkan pada popok yang sudah ada dan diciptakan lebih untuk orang tua yang memang sudah tidak bisa mengontrol masalah air seni serta lebih dikhususkan untuk pemakaian di rumah sakit. Sensor akan mengirim sinyal ke lokasi yang sudah ditentukan untuk memberitahu bahwa sudah saatnya ganti popok. Kehebatan sensor ini adalah baterai lithium yang diisi ulang dari reaksi kimia air seni. Tekhnologi hamper serupa dimiliki baterai NoPoPo yang mengambil tenaga dari air seni.



Referensi
http://www.otakku.com/2009/11/27/sensor-di-popok-untuk-memberitahu-bila-saatnya-popok-harus-diganti/